Senin, 04 April 2011

hevea


BAB 4. TEKNIK PENYADAPAN KARET

4.1  Pengertian Penyadapan
Tanaman karet merupakan tanaman yang menghasilkan getah. Tanaman ini dipanen dengan cara disadap, yaitu menyayat atau mengiris kulit batang dengan cara tertentu, dengan maksud untuk memperoleh lateks atau getah.kulit batang yang disadap adalah modal utama berproduksinya tanaman karet. Kesalahan dalam penyadapan akan membawa akibat yang sangat merugikan baik bagi pohon itu sendiri maupun bagi produksinya.
Kesalahan dalam penyadapan, seperti pemborosan pemakaian kulit dan kerusakan kulit dan lain-lain akan berdampak pada pemendekan umur ekonomis tanaman, penurunan produksi sehingga mengakibatkan kerugian perusahaan. Syarat-syarat penyadapan yang baik :
1.      Dapat memberikan hasil karet kering yang tinggi baik per pohon maupun per hektar
2.      Hemat dalam penggunaan kulit
3.      Mudah dilaksanakan dan efisien tenaga serta biaya
4.      Mempertimbangkan kesehatan tanaman dan stabilitas produktivitas dalam jangka panjang
Komposisi umur tanaman menghasilkan karet yang standart (25 tahun sadap) dengan sifat produksinya sebagai berikut :
Table 4.1 Komposisi Umur TM Dengan Sifat Produksinya
Umur Tanaman (tahun)
Kelas
Standart Luas (%)
Sifat Produksi
6 - 12 tahun
Taruna
23
Belum potensi
13 - 18 tahun
Muda
20
Potensial
19 - 23 tahun
Dewasa
17
Sangat potensial
24 - 27 tahun
Tua
13
Kurang potensial
› 27 tahun
Tua renta
10
Tidak potensial
Sumber : Pedoman Budidaya Pengelolaan Karet (1997)

Table 4.2 Tipe Produksi Tanaman Karet
Tipe
Puncak Produksi (kg/ha/tahun)
Total 1 Siklus (kg/ha/25 th)
Tinggi
2.500
40.000
Sedang
1.800
31.000
Rendah
1.500
27.000
Sumber : Pedoman Budidaya Pengelolaan Karet (1997)

4.2  Strategi Eksploitasi Karet
a.       Dalam keadaan harga karet rendah dan upah penyadap tinggi maka sistem eksploitasi yang menghasilkan produksi tinggi per penyadap adalah yang paling ekonomis
b.      Dalam keadaan harga karet tinggi, maka sistem eksploitasi yang menghasilkan produksi per hektar paling tinggi meskipun mangakibatkan naiknya biaya penyadapan pada batas tertentu, adalah yang paling menguntungkan.

4.3  Macam Sadapan
Berdasarkan cara dan arah penyadapan, maka sadapan karet dibedakan menjadi 5 macam, yaitu :
a.       Sadap tusuk (Puncture Tapping)
b.      Sadap ke arah bawah (Down Ward Tapping)
c.       Sadap ke arah atas (Up Ward Tapping), sadap ke arah atas biasa dan sadap ke arah atas ATS (Alternate Tapping Sistem)
d.      Sadap kombinasi arah atas dan bawah bersamaan
e.       Sadap mati/cacah runcah (CCRC)
4.4  Pola Dasar Sadapan
4.4.1        Kriteria Matang Sadap
Tanaman karet dapat disadap apabila telah memenuhi kriteria matang sadap, yaitu :
a.       Umur 5 – 6 tahun
b.      Lilit batang pada ketinggian 100 cm dari pertautan okulasi minimal 45 cm
c.       Jumlah tanaman karet dalam 1 blok/areal tanaman yang sama dengan lilit batang minimal 45 cm telah mancapai minimal 60% dari populasi
d.      Ketebalan kulit pada ketinggian 100 cm untuk daerah subur telah mencapai 7 mm, sedang daerah kurang subur telah mencapai 6 mm.

4.4.2        Persiapan TM 1
a.       Pengukuran lilit batang
Pengukuran lilit batang dilakukan pada ketinggian 100 cm dari pertautan okulasi pada setiap pohon, dengan tujuan untuk menginventarisasi jumlah pohon yang lilit batangnya telah memenuhi criteria matang sadap. Pengukuran lilit batang terakhir dilakukan pada bulan Agustus.
Pada pohon yang lilit batangnya mencapai 45 cm atau lebih diberi tanda 2 totolan dan 35 – 45 diberi tanda 1 totolan. Pemberian tanda totolan pada ketinggian 150 cm dari pertautan okulasi dengan menghadap ke arah jalan.

b.      Waktu buka sadap baru
Pelaksanaan buda sadapan pertama dilakukan pada bulan oktober, yaitu saat setelah lewat masa gugur daun.
c.       Pembagian hanca
Pembagian hanca pada tanaman TM 1 dilaksanakan pada akhir masa TBM dengan cara sebagai berikut :
1)      Lilit batang 35 cm keatas dihitung sampai dengan jumlah 500 pohon
2)      Setiap hanca disisipkan 500 pohon walaupun pada kenyataannya yang disadap kurang dari 500 pohon. Akan tetapi pada akhir TM 1 yang disadap akan mencapai 500 pohon dengna pertimbangan agar tidak selalu merubah hanca.
3)      Setiap batas hanca diberi tanda gelang 5 cm, ketinggian dari tanah 2 m
4)      Setiap setengah hanca diberi warna merah dan setengah hanca selebihnya deberi gelang warna putih
5)      Nama penyadap agar dipasang disetiap blok hanca untuk memudahkan control
d.      Proyeksi Bidang Sadap
1)      Setiap blok/tahun tanama dibuat proyeksi bidang sadapan yang ditempatkan pada tempat yang strategis di pinggir jalan, sehingga mudah dilihat. Warna dasar putih sedangkan garis dan tulisan warna merah.



2)      Pelaksanaan proyeksi bidang sadap
a)      Sekali dalam setahun bersama-sama pada waktu penyusunan RKAP
b)      Setiap kondisi sadapan per tahun tanam
c)      Setiap posisi/kondisi sadapan agar diberi warna yang berlainan
e.       Pembuatan garis/mal sadap
1)      Pada areal datar, garis sadap mengarah ke gawangan sehingga letak mangkok sadap ada di luar barisan tanaman
2)      Pada areal bertekstur kontur, garis sadap searah dengan gars kontur sehingga letak mengkok sadap berada dalam barisan tanaman
3)      Jumlah garis sadap 3 daun dengan jarak antar garis 1,5 cm
4)      Cara pembuatan mal sadap :
a)      Kemiringan 40o
b)      Dibuat garis muka dan belakang
c)      Menggunakan blak/mal sadap
f.       Kelengkapan peralatan di pohon
Sebulan sebelum pelaksanaan bukaan sadap baru, perlu dipasang peralatan sarana sadap disetiap pohon, yaitu :
1)      Membuat got alur lateks dari titik terendah geris sadap teratas, tegak lurus ke arah bawah sepanjang 10 – 15 cm
2)      Pemasangan talang sadap 10 cm dari ujung bawah alur sadap dengan kemiringan 40o
3)      Pemasangan mangkok tetesan yang dipaku/diikat di pohon, dengan jarak 10 cm dari talang sadap.

4.4.3        Tinggi Bukaan Sadap Baru
Tinggi bukaan sadap baru adalah 130 cm diukur dari pertautan okulasi sampai titik terendah alur sadap. Tinngi bukaan susulan tatap disamakan dengan ketinggian 130 cm.

4.4.4        Kemiringan/Sudut Sadap
Sudut sadap ditetapkan 40o terhadap horizontal baik untuk sadap bawah maupun sadap atas dengan tujuan :
a.       Memperpanjang laur sadap agar produksi bisa lebih optimal
b.      Memperlancar/mempercepat aliran lateks
c.       Untuk penyadapan selanjutnya dengan sadap atas dapat dihindarkan adanya bark island yang tersisa tidak di sadap

4.4.5        Kulit Pohon
a.       Seri kulit
Kulit pohon karet yang disadap dibagi menjadi 4 kulit, yaitu :
1)      Seri kulit A : kulit perawan atau kulit pulihan purna (licin dan tidak berbenjol) untuk sadap bawah normal
2)      Seri kulit B : kulit pulihan agak berbenjol, kurang rata dan kurang sempurna untuk sadap normal
3)      Seri kulit C : kulit berbenjol agak tipis untuk disadap ATS atau Upward Tapping
4)      Seri kulit D : kulit berbenjol-benjol sangat tipis disadap mati
b.      Tebal kulit
1)      Ketebalan kulit untuk pohon dengan pertumbuhan normal adalah 7 mm dan pada pohon di tanah tandus 6 mm
2)      Pada renewed bark pemulihan kulit pertama dalam 7 tahun dapat mencapai 7 mm, sedang untuk pemulihan kedua 8 tahun
3)      Secara ekonomis tebal kulit pohon harus mencapai 7 mm, pemulihan kulit yang tipis tidak menguntungkan.

4.4.6        Rumus Sadapan
a.       Symbol sadapan
S (Spiral)         = keratin sadapan sepanjang 1 spiral dengan susut 40o
D (Day)           = hari, menunjukkan hari sada
b.      Pedoman
½ S      = angka pertama di depan S menunjukkan jumlah atau panjang keratan
D3       = angka di belakang D menunjukkan hari sadap (rotasi sadap)
          = tanda panah menunjukka arah sadapan
            Contoh : ½ S↓d3
Artinya : satu irisan sadap dengan panjang ½ spiral, satu hari sadap dua hari istirahat (disadap 3 hari sekali).

4.4.7        Intensitas Sadap
a.       Menunjukkan tingkat kekuatan/beban sadapan dan dinyatakan dalam %
b.      Sebagai tolok ukur intensitas sadap sesuai kesepakatan bersama untuk 1SD1 = 400%
c.       Pedoman pada sadapan dengan ½ SD2 yaitu disadap 2 hari sekali, intensitasnya ½ x ½ x 400% = 100%.

4.4.8        Kedalaman Sadapan
Untuk mendapatkan hasil yang maksimal, penyadapan dilakukan dengan kedalaman 1 – 1,5 mm dari kambium. Karena pada kedalaman tersebut terdapat pembuluh lateks paling banyak.
Table 4.3 Kedalaman Sadap Untuk Optimalkan Hasil Lateks
kedalaman
hasil lateks (%)
2,0 mm dari kambium
38
1,5 mm dari kambium
48
1,0 mm dari kambium
62
0,5 mm dari kambium
80
Sumber : Pedoman Budidaya Pengelolaan Karet (1997)
Oleh karena itu menyadap dangkal, yaitu 1,5 mm dari kambium hanya dapat menghasilkan 48% dari produksi maksimum.


4.4.9        Konsumsi Kulit
Konsumsi kulit untuk bidang sadap bawah diukur secara vertikal pada bidang sadap. Tingkat konsumsi kulti ditentukan oleh sistem sadap yang digunakan. Karena kulit pohon merupakan modal utama bagi usaha budidaya tanaman karet, masalah menejemen pemakaian kulit harus medapatkan perhatian khusus. Penyadpan dengan penggunaan kulit yang baik dan teratur akan dapat mewujudkan umur ekonomis pohon karet yang optimal.

4.4.10    Waktu Penyadapan
Semakin pagi pelaksanaan penyadapan, produksi yang dihasilkan makin tinggi karena tekanan turgor tanaman masih tinggi. Akan tetapi perlu dipertimbangkan tentang :
a.       Keahlian penyadap, menyadap pada keadan gelap lebih mudah terkena kayu
b.      Kesehatan penyadap
c.       Penyadap yang mengadap terlalu pagi serta dalam suasana yang lembab, kemungkinan terserang penyakit lebih besar. Waktu penyadapan dimulai dan dapat diselesaikan sepagi mungkin (disesusikan dengan kondisi iklim/musim). Keluarnya lateks ipengaruhi oleh tekanan sel pembuluh lateks  dan sel-sel parenkim disekitar pembuluh lateks. Tekanan turgor ini dipengaruhi oleh suhu udara.

4.4.11    Pelaksanaan Buka Sadap Baru
a.       Irisan sadap pertama dimulai dari batas 1 cm diatas garis sadap paling atas dengan kedalaman sadap 4,5 mm dari kambium
b.      Sadapan diteruskan scara bertahap sampai mencapai garis sadap teratas (dilakukan sebanyak ±5 kali) dengan kedalaman 1,5 mm dari kambium dan sudah menghasilkan lateks
c.       Diupayakan agar kedudukan pisau sadap pada panel sadap telah tepat untuk menghindari luka kayu.

4.5      Teknik Penyadapan
4.5.1        Proses/Urutan Penyadapan
Urutan pekerjaan dalam menyadap pohon karet khususnya sadap ke bawah, yaitu :
a.       Lump mangkok diambil dan dimasukkan ember plastic, tidak dibenarkan jika diletakkan di tanah
b.      Mengambil scrap dan dikumpulkan
c.       Menempatkan letak talang 10 cm di bawah alur sadap terendah
d.      Membuat garis belakang
e.       Melakukan pengirisan/pengadapan dengan langkah awal menyotok bagian alur sadap teratas
f.       Memasang mengkok
g.      Mengarahkan agar getah mengalir tidak menyimpang dari mangkok
h.      Pohon awal yang disadap adalah dimulai dari pohon awal yang distimulansia pertama kali.

4.5.2        Gerakan Penyadapan Ke Bawah
Gerakan-gerakan dasar penyadapan dilakukan dengan gerakan yang kompak antara gerakan kedua tangan yag memegang pisau sadap, gerakan memutar badan dan langkah kaki berjalan mundur setapak mengikuti lingkaran pohon karet dan arah miringnya sadapan. Berikut langkah-langkahnya :
a.       Tangkai pisau dipegang dengan jari tangan kanan tepat pada pertengahan sehingga terdapat keseimbangan berat untuk memudahkan pengendalian penyadapan
b.      Jari tangan kiri, selain kelingking dan ibu jari ditempelkan pada punggung pisau sadap untuk membantu mengendalikan pisau baik untuk menyadap maupun untuk mengatur kedalaman irisan yang menentukan jumlah liter lateks yang dikeluarkan
c.       Penyadap berdiri disamping bidang sadap, bertumpu pada kadua kaki, berat badan bertumpu pada kaki kiri yang berada diposisi depan dan kaki kanan bertumpu pada ujung kaki yang diletakkan disebelah tumit kaki kiri dengan jarak ± 1 genggam
d.      Sebelum dilakukan penyadapan pada bidang sadapan, bagian ujung sidap dengan mata pisau bagaian atas untuk memudahkan duduk pisau pada bidang sadapan dan selanjutnya penyadapan dilakukan dari kiri atas ke kanan bawah dengan menggerakkan pisau yang diatur oleh reflek pergelangan tangan dan kemudian diarahkan jari tangan kiri
e.       Gerakan kaki mengikuti jalannya pisau ke arah kanan bawah samapai melingkar menurut pohon, kaki kiri berjalan mundur setapak bergantian dengan kaki kanan dan posisi badan menyesuaiakan dengan membongkok mengikuti posisi bidang sadap
f.       Pada akhir penyadapan, pada saat mata pisau dibatas selokan bawah, mata pisau diangkat keatas memotong sedikit bidang sadap untuk menambah keluarnya lateks.

4.6      Metode Sadapan
4.6.1        Sadap Biasa (konvensional)
Sistem sadap konvensional adalah sistem sadap yang dilakukan dengan mengiris kulit secara menual untuk memotong pembuluh lateks, sehingga terjadi pembuangan kulit. Teknik ini mengakibatkan kelelahan pada pohon yang dapat menimbulkan :
a.       Berkurangnya aktivitas metabolisme
b.      Berkurangnya pertumbuhan tanaman
c.       Mudah menimbulkan penyakit akibat terputusnya saluran
Sadapan konvensional ini dibagi menjadi 2 macam, yaitu sadapan ke arah bawah, sadapan ke arah atas yang terdiri dari SKA biasa dan SKA-ATS.
a.       Sadap ke arah bawah (SKB)
Sadapan ini dilaksanakan mulai TM 1 sampai dengan tanaman mencapai umur sadap ke 17 dengan arah sadapan ke bawah menggunakan pisau sadap biasa. Berikut norma sadap untuk SKB :
1)      Tinggi bukaan sadap, tinggi bukaan sadap adalah 130 cm diukur dari pertautan okulasi sampai titik terendah alur sadap
2)      Sudut sadapan, sudut sadapan 40o terhadap horizontal kemiringan alur sadap mulai titik tertinggi di sebelah kiri atas samapai pada bagian terendah kanan bawah
3)      Panjang irisan dan kedalaman sadap, panajang irisan sadapan maksimal adalah ½ spiral dengan kedalaman irisan sadapan diupayakan 1 – 1,5 mm dari kambium., karena pada posisi tersebut terdapat susunan jaringan lateks terbanyak dengan harapan dapat menghasilkan lateks yang maksimal
4)      Bentuk alur dan arah sadap, bentuk  alur sadap adalah ke arah bawah dan arah sadap untuk SKB adalah ke arah bawah
5)      Konsumsi kulit, standart pemakaian kulit untuk setiap sistem sadap berbeda, semakin jarang frekuensi sadapan konsumsi kulit per sadapan cenderung lebih tebal.
Table 4.4 Standard Konsumsi Kulit Per Sadapan
sistem sadap
per sadapan
pemakaian kulit
1 bulan
1 tahun
1/2 SD4
1,7 mm
1,3
16 cm
1/2 SD3
1,5 mm
1,5
18 cm
Sumber : Pedoman Budidaya Pengelolaan Karet (1997)
b.      Sadap ke Arah Atas (SKA)
Pemakaian kulit untuk bidang atas 2 mm. Dengan semakin tingginya letak sadapan maka konsumsi kulit diperlonggar dengan pertimbangan penyadapan lebih sulit. Jumlah pohon per hanca untuk sadapan atas 75% dari jumlah pohon per hanca untuk sadapan SKB dan semakin tinggi bidang sadap jumlah pohon per hanca semakin sedikit. Berikut kriteria sadap atas :
1)      Sadapan dilakukan ketika tanaman telah mencapai umur sadapan ke 18
2)      Rata-rata memiliki lilit batang 70 cm pada ketinggian 150 cm
3)      Ketebalan kulit mencapai 9 – 10 mm
4)      Sudut kemiringan sama dengan sadapan lain yaitu 40o dengan arah penyadapan dimulai dari titik terendah sebelah kanan pada bidang H0.2 yang bergantian dengan bidang B1.2
SKA bukan merupakan sadapan mati melainkan sudah masuk pada sistem sadap eksploitasi, sehingga norma sadpan harus benar-benar konsisten. SKA menggunakan pisau sadap biasa untuk menyadap, bidang sadap atas disadap dengan sistem sadam ½ SD4 + ET.2,5% SAS 30 disadap bulan Januari-Juni, sadap bawah disadap bulan Juli-Desember dengan sistem sadap ½ SD3.Et 2,5% GAS 15.
Table 4.5 Konsumsi Kulit SKA
Tingggi Bidang Sadap
Pemakaian Kulit
ph/hc
Sadapan
Bulan
Tahun
130-155 cm
2,6 mm
1,9 cm
23
420-350
135-178 cm
2,6 mm
1,9 cm
23
420-358
178-205 cm
3,0 mm
2,1 cm
27
400-300
205-239 cm
4,0 mm
2,8 cm
34
380-300
239-273 cm
4,5 mm
3,1 cm
40
360-280
274-299 cm
5,0 mm
3,5 cm
43
340-280
› 300 cm
5,5 mm
4,0 cm
48
280-220
 Sumber : Pedoman Budidaya Pengelolaan Karet (1997)
c.       Sadap Cacah Runcah (CCRC)/sadap mati
Sadap mati diberlakukan untuk tanaman yang sudah memasuki umur sadap 24 tahun menjelang dongkel dengan bentuk sadapan spiral (1 bidang sadapan atas dan bawah).

4.7      Sarana Sadapan
a.       Blok/hanca
1)      SKB          = 400-500 pohon yang dapat disadap
2)      SKA          = 300-375 pohon yang dapat disadap
3)      Batas hanca ditandai dengan gelang cat, blok A merah, blok B biru, blok C kuning. Batas setengah hanca diberi tanda gelang cat merah dan putih
4)      Nama penyadap ditulis untuk menubuhkan rasa bangga dan memudahkan kontrol pengawasan


b.      Talang sadap, fungsi dari talang sadap ini adalah untuk mengalirkan lateks ke mangkok sadap.
c.       Mal sadap, sebagai alat kontrol konsumsi kulit dan kemiringan sadpan, dibuat 3 bulan sekali sebanyak 3 daun dengan lebar tergantung sisitem sadap.
d.      Mangkon aluminium, disesuaikan dengan jumlah pohon yang disadap ditambah dengan 5% untuk cadangan. Pemeriksaan mangkok dilakukan 1 bulan sekali, jika mangkok hilang menjadi tanggung jawab penyadap.
e.       Mangkok plastik, diperlukan untuk areal dengan produksi tinggi, mangkok ini berfungsi untuk menampung tetes lanjut. Volume mangkok 300 cc.
f.       Pisau sadap dan batu asah, katajaman pisau sadap dikontrol setiap kali melakukan rol.
g.      Ember sadap dan bull ukuran 30 liter
h.      Palet dari pelepah pisang, pengambilan lateks harus benar-benar bersih karena pengambilan tanpa menggunkan palet dapat mengakibatkan kehilangan produksi 15-20%.
i.        Paku sadap, diperlukan untuk tempat menggantungnya mangkok sadap.
j.        Peralatan sadap lainnya adalah keranjang mangkon sebagai tempat mangkok setelah pengambilan lateks.
4.8      Usaha- Usaha Dalam Pencapaian Target Produksi
4.8.1        Waktu Penyadapan
Sadapan diusahakan selesai sedini mungkin kolot segera setelah lateks tidak menetes lagi. Selama bulan potensial penyadap per hari ditambah 16% pohon yang harus disadap semua dengan benar. Menggunakan antikoagulan untuk kulit pulihan. SKA digunakan untuk tanaman yang mamiliki umur sadap 18 tahun keatas. Upaya untuk meningkatkan KKK dengan cara sebagai berikut :
a.       Lump lateks dipisahkan sejak dari kebun
b.      Kebersihan sarana sadapan dan pelaksanaan sadapan
c.       Dilakukan pengambilan contoh KKK per penyadap
d.      Dihindarkan kemungkinan tercampunya lateks dengan air
e.       Kedalaman sadapan diusahakan 1 mm dari kambium
f.       Meningkatkan pengambilan scrap dan lump mengkok secepatnya dengan sistem pembelian dengan harga yang menarik.

4.8.2        Pemeliharaan Tanaman
Pemeliharaan tanaman yang intensif, pemupukan dan pengendalian penyakit yang dilakukan secara rutin tepat waktu. Pada saat tanaman mencapai fase flush yaitu fase pembentukan daun baru maka tanaman tidak disadap terlebih dahulu. Masa istirahat berkisar antara 2 minggu.

4.8.3        Eksploitasi Stimulansia
Stimulansia yang digunakan dalam ekploitasi tanaman karet ini adalah menggunakan bahan aktif hormone Ethephone yang terkandung dalam merk dagang bernama ethrel. Ethephone disini berfungsi sebagai anti koagulasi.
a.       Persyaratan pohon yang dapat diberi anti koagulasi
1)      Daun sudah berwarna hijau tua setelah masa gugur daun
2)      Kondisi pohon sehat, tingkat serangan BB ‹ 8%
3)      Dilakukan pemupukan yang mencukupi
4)      KKK minimal 27%
5)      Umur tanaman minimal 18 tahun dengan penyadapan pada kulit pulihan.
b.      Tujuan penggunaan ethephone
Tujuan penggunaan hormone ini adalah untuk mmpertahankan produksi dengan menurunkan frekuensi sadapan hingga biaya penyadapan menjadi lebih murah. Intensitas sadapan menggunakan ½ SD3.

c.       Cara kerja ethephone
1)      Etefon melepaskan gas etylen ke dalam jaringan kulit tanaman yang berfungsi sebagai agensia anti penyumbatan pembuluh lateks
2)      Menstabilkan lutoid dengan jalan meningkatkan permeabilitas membrannya
3)      Berfungsi sebagai anti koagulan sehingga memperpanjang waktu pengaliran lateks dengan menunda tersumbatnya pembuluh lateks dan memperlebar areal drainase lateks.
d.      Manfaat penggunaan etefon
1)      Tenaga penyadap lebih sedikit
2)      Konsumsi kulit dalam penyadapan lebih kecil.
e.       Prasyarat penggunaan etefon
1)      Selain pertimbangan kesehatan tanaman perlu diperhatikan pula KKK lateks tidak turun labih dari 2% dari standart 27%
2)      Produk yang dicapai tidak melampaui 115% disbanding produksi hanca kontrol sistem ½ SD2
3)      Tanaman tidak dalam mondisi gugur daun
4)      Untuk sistem sadap SKB digunakan dosis 0,5g/pohon/aplikasi. Dengan sistem aplikasi groove dilakukan 2 minggu sekali, carier air dan konsentrasi 2,5%
5)      Untuk sistem sadap SKA digunakan dosis 1g/pohon/aplikasi. Aplikasi 1 bulan sekali dengan sistem Scrap, carier minyak sawit konsentrasi yang digunakan adalah 2,5 – 5 %.
f.       Respon klon terhadap penggunaan etefon
Penggunaan stimulansia hanya disarankan untuk klon karet yang memiliki metabolisme rendah samapai sedang. Untuk klon karet yang memiliki metabolisme tinggi, respon terhadap etefon kurang baik. Berikut keterangan respon klon terhadap etefon :
1)      Respon baik : RRM 600, AVROS 2037, PR 255 dan Tjir 1
2)      Respon sedang : GT1, PR1107, PR 261, PRIM 712 dan BPM 24
3)      Respon rendah : RRIM 501, 701, 707, WR 101, PR 25.

g.      Dampak negatif penggunaan etefon dalam jangka panjang. Jika kultur teknis tanaman kurang baik, maka :
1)      Produktivitas menurun, sehingga umur ekonomis pendek
2)      KKK menurun
3)      Kemiringan alur sadap dan kekeringan alur sadap meningkat, sehingga konsumsi kulit perisisan boros
4)      Perkembangan lilit batang terhambat
5)      Persentase pohon BB meningkat yang mengakibatkan kerusakan akibat angin meningkat.
h.      Pengendalian penggunaan anti koagulan
1)      Pembuatan hanca kontrol yang disadap sistem ½ SD2 tanpa anti koagulan. Penggunaan etefon dianggap efktif dan efisien apabila produksi areal sebesar 115% dari prouksi hanca kontrol. Apabila produksi lebih rendah dari angka tersebut di atas disbanding hanca kontrol penggunaan perlu ditinjau kembali karena pengurasan produksi sudah dianggap berlebihan
2)      Etefon hanya dilakukan pada pohon-pohon yang memiliki KKK 27% dan berumur sadap minimal 18 tahun.

4.9      Penentuan Target Produksi
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penentuan target produksi, yaitu :
a.       Klasifikasi TM
b.      Klon yang ditanam
c.       Umur tanaman
d.      Intensitas dan sistem sadap
e.       Proyeksi bidang sadap
f.       Produksi 5 tahun terakhir
g.      Produksi tiap bulan
h.      Pemeliharaan tanaman dan pemupukan
i.        Gangguan pertumbuhan daun
Cara menghitung target produksi :
1)      Jumlah pohon yang bisa disadap per Ha
2)      Sistem sadap yang digunakan. Hari sadap D3 = 113 hari sadap efektif dan D4 = 85 hari sadap efektif selama setahun
3)      GTT. Gram perpohon per hari sadap, perlu uji petik pada bulan potensial dan kurang potensial, lalu diambil rata-ratanya
 


Ketarangan :
P                      = protas per hektas per tahun
A                     = populasi pohon produktif per hektas
d                      = jumlah hari sadap efektif per tahun
GTT     = potensi produksi pohon

4.10  Eksploitasi yang dilakukan di Kebun Kali Sanen
4.10.1    Stimulansia Ethrel
Pengertian stimulansia Ethrel dan prasyarat penggunaannya serta tujuan dan dampak dari penggunaannya telah dijelaskansebelumnya pada sub pokok bahasan mengenai eksploitasi stimulansia di atas.

4.10.2    Double Cutting
Double cutting ini merupakan sistem eksploitasi yang melakukan penyadapan/pengirisan pada dua bidang sadap, yaitu bidang kulit pulihan kedua B1.2 dan bidang perawan pada H0.2 dengan rumus sadapan ¼ SD3 pada panel H0.2 dan ½ SD3 pada panel B1.2. Perlakuan ini diterapkan berdasarkan pertimbangan produksi yang dicapai di Kebun kali Sanen setelah mencapai panel B1.2 mengalami penurunan, sehingga untuk mengatasinya dilakukan sistem sadap double cutting.
Perlakuan Double Cutting ini hanya boleh dilakukan pada saat musim basah saja ketika daun tanaman karet ditdak mengalami gugur. Pertimbangan lainnya adalah dilakukan pada tanaman yang telah mencapai umur 18th dengan asumsi telah mencapai lilit batang 60cm. hal ini dikarenakan untuk syarat double cutting irisan ¼ S minimal membentuk panjang irisan sadap 15 cm.



 


4.10.3    LET 200
LET 200 merupakan merk dagang yang dipakai untuk stimulansia gas dengan bahan dasar gas etylen. Sistem kerja dari stimulansia LET 200 ini sama seperti stimulansia ethrel yaitu memperlama waktu penyumbatan pembuluh lateks sehingga memperpanjang waktu pengaliran lateks yang sehingga dapat menghasilkan produksi lateks dengan volume tinggi.
Pertimbangan penggunaan LET 200 ini adalah untuk mengoptimalkan produksi lateks. Namun harus memperhatikan beberapa syarat penggunannya sesuai dengan factor yang mempengaruhi efektivitas kerja stimulant gas etylen yaitu jenis klon, umur tanaman, potensi produksi dan kesehatan tanaman serta pelaksanaan aplikasi stimulant. Tanaman yang akan diperlakukan menggunakan stimulant sebaiknya memenuhi persyaratan sudah berumur sekitar 15th, kondisi tanaman sehat dengan daun tidak meranggas, tidak mengalami kering alur sadap dan status hara tanaman baik.
                        

4.10.4    Sistem Sadap Senar
Sistem sadap senar ini di Kebun Kali Sanen diterapkan pada tanaman kaet yang telah mencapai masa sadap mati. Pertimbangan untuk menggunakan sistem ini adalah untuk memaksimalkan produksi yang bisa didapat pada kulit perawan yang letaknya berada di percabangan sehingga dapat memperlama umur ekonomis tanaman sebelum dongkel. Penggunaan senar ini dimaksudkan untuk mengurangi kehilangan lateks akibat getah tanah dan lateks yang kering sebagai scrab.
Pertimbangan yang lain adalah untuk mentertibkan konsumsi kulit dan alur sadapan karena penyadapan dilakukan dengan menggunakan tangga, sehingga konsumsi kulit lebih dapat terkontrol dibandingkan dengan sadapan sebelum menggunakan senar. Selain itu optimalisasi ini dipacu dengan tingginya harga karet saat ini, sehingga pemanfaatan kulit karet semakin dioptimalkan untuk menghasilkan produksi yang tinggi sehingga bisa mendatangka keuntungan yang besar bagi perusahaan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar